Entri yang Diunggulkan

Hasil observasi di TK

BAB I PENDAHULUAN A.             Latar Belakang Proses belajar mengajar adalah suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan, ...

Sabtu, 25 Juni 2016

analisis lari gawang

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang masalah
Olahraga merupakan salah suatu aktivitas fisik yang teratur dan terstruktur untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Pada dasarnya, olahraga tidak sekedar menggerakkan anggota tubuh, tetapi segala bentuk kegiatan olahraga ini mempunyai fungsi masing-masing. Misalnya, seorang atlet lari yang ingin melatih kekuatan otot kaki tidak mungkin juga akan melatih otot lengan karena dianggap tidak efisien waktu dan kurang spesifik latihannya. Jadi suatu gerakan pastilah mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut akan tercapai apabila gerakan tersebut dilakukan dengan benar dan tepat.
Menurut Bompa (1991), keterampilan lari gawang seperti juga keterampilan olahraga lainnya ditentukan oleh faktor: (1) fisik, (2) teknik, (3) taktik dan psikis. Sedangkan keberhasilan lari gawang dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya lingkungan tempat belajar atau latihan, motivasi, kualitas latihan maupun kondisi fisik. Harsono (1988) mengemukakan faktor kondisi fisik terdiri atas (1) kekuatan, (2) daya tahan, (3) kecepatan, (4) daya ledak, (5) koordinasi, (6) keseimbangan, (7) kelincahan, dan (8) kelentukan.
Untuk  mencapai  prestasi  yang baik di dalam lompat jauh perlu didukung
dengan latihan yang baik melalui pendekatan-pendekatan ilmiah dengan melibatkan berbagai ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan latihan untuk mencapai prestasi ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Unsur tersebut menurut M. Sajoto (1988 : 15)  diantaranya adalah: 1) unsur fisik yang lebih popular dengan kondisi fisik, 2) unsur tehnik, 3) unsur mental, 4) unsur kematangan juara. Dari keempat unsur tersebut, ialah satu unsur yang merupakan faktor utama yaitu kondisi fisik, seperti pendapat dari Depdiknas (2000 : 101) bahwa salah satu unsur atau faktor penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi fisik, disamping penguasaan tehnik, taktik dan kemampuan mental.
Gerakan dan tehnik yang benar dan tepat sangat dibutuhkan dalam olahraga khususnya dalam lompat jauh. Makalah ini akan membahas bagaimana analisis biomekanika dalam cabang olahraga lompat jauh. Dalam mencapai performa yang maksimal maka dibutuhkan suatu gerakan yang efektif dan efisien dalam menunjang tehnik dan kondisi fisik seorang atlet lompat jauh.
B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian, tehnik, gaya yang berpengaruh dalam cabang olahraga lari gawang?
2.      Bagaimana rubrik penilaian analisis gerakan yang efisien dan efektif dalam lari gawang?






BAB II
KAJIAN TEORI
A.           Lari gawang
Lari gawang adalah seorang pelari berlari dengan secepat-cepatnya, dan ketika ada tempat tertentu yang dipasang gawang atau rintangan, dia akan melompat, lalu melanjutkan berlari sampai pada suatu tempat yang ada gawang berikutnya dan akan melompat lagi dengan tujuan akhir pada finis yang telah ditentukan (Subiyanto, 2007).
Menurut Arnold (1997), bahwa dalam lari gawang ada hal yang tetap dan ada ha l yang bervariasi. Hal yang tetap ditunjukkan dengan ukuran-ukuran seperti : jarak antara garis start ke gawang I (13,72m), jarak antar gawang (9,14m), jarak gawang akhir ke garis finis (14,02m), tinggi gawang (105,7m) dan sudut yang dilakukan pelar i gawang sewaktu melintasi gawang adalah 45 derajat membentuk lengkungan parabola. Sedangkan yang bervariasi, seperti : kecepatan, kekuatan, power, kelentukan, perawakan atlet dan kebugaran atlet.
Pengertian pelari gawang diatas, tidak hanya berlari melewati gawang dan menyelesaikan finis pada lintasan lari, tetapi pelari gawang memiliki predominan, yaitu: kecepatan untu k mendapatkan waktu tempuh yang baik.
Pelaksanaan perlombaan lari gawang harus mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh PASI. Berikut ini beberapa peraturan perlombaan lari gawang yang penting untuk diketahui.
  1. Semua perlombaan lari gawang, yang dimulai dari garis start hingga melewati garis finis, harus dilakukan pada jalurnya masing-masing yang sudah ditentukan.
  2. Seorang peserta lomba lari gawang akan dinyatakan diskualifikasi jika:
·         peserta menarik kakinya di luar bidang horizontal atas gawang pada saat melampauinya,
·         peserta melompati gawang yang tidak berada di lintasannya,
·         peserta dengan sengaja menjatuhkan gawang dengan menggunakan tangan  atau kaki.
  1. Jumlah gawang yang dilewati peserta dalam perlombaan lari gawang ada 10 buah, baik lari gawang jarak 100 m, 110 m, atau  400 m, sesuai ketentuan pada tabel berikut.
http://pustakamateri.web.id/wp-content/uploads/2015/10/Komposisi-gawang-pada-perlombaan-lari-gawang.jpg


B.            Teknik Lari gawang
Melewati gawang dengan berlari cepat/sprint adalah suatau gerakkan yang cukup sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk menguasai teknik melewati lari gawang perlu memperhatikan beberapa unsur, diantaranya : keberanian, kecepatan, koordinasi, kelincahan, kelentukan, stamina dan lain-lain.
Disamping unsur-unsur tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melewati gawang :
1.      Kedudukkan badan/kaki harus serendah/sedekat mungkin dengan sisi atas gawang. Semakin tinggi dari gawang akan semakin rugi,karena terlalu lama melayang di udara.
2.      Sikap badan condong kedepan. Namun hal ini tidak mutlak, karena bagi pelari yang bertubuh tinggi dan berkaki panjang tidak perlu secara berlebihan mencondongkan badan kedepan. Lebih-lebih apabila gawang itu cukup rendah baginya
3.      Kecepatan lari harus di perhatikan
4.      Jumlah langkah diantara gawang sebaiknya tetap.
Sedangkan cara melewati gawang adalah sebagai berikut (misalnya saat bertumpu dengan kaki kanan, kaki kiri sebagai kaki ayunan):
a.      Sebelum melewati lari gawang kecepatan lari dipertahankan/ditambahkan.
b.      Pada saat kaki kanan menolak, maka kaki kiri (terutama paha) diangkat cukup tinggi kedepan sikap lutut di teku, sehingga tungkai bawah terlipat rilek.Setelah kaki kanan lepasa dari tanah, lutut segera diluruskan kedepan dengan sikap telapak kaki menuju keatas, lengan kanan di julurkan kedepan lengan kiri , diayun secara wajar kebelakang, sikap siku tepat ditekuk rilek. bvadan condong kedepan, pandangan. pada saat itu pula kaki kanan mulai ditekuk pada lutut, paha dibuka kesamping kanan dengan telapak kaki menuju kesamping luar.
c.      Saat badan melayang diatas gawang (hanya sekejap), badan, tetap condong kedepan. kaki kiri masih lurus kedepan, lutut kanan di tekuk 90 derajat, paha dan telapak kaki kesamping luar, lengan kanan terjulur kedepan , lutut kiri kebelakang ditekuk rilek.
d.     Saat badan bergerak turun, kaki kiri harus harus ditekan kebawah untuk secepatnya berpijak ditanah dengan bagian ujung telapak kaki terlebih dahulu. Saat itu pula paha kanan ditarik dan dilangkahkan kedepan cukup jauh, lengan kanan di ayun kebelakang.
e.      Setelah kaki kanan melangkah dan mendarat di tanah, segera disusul kaki kiri melangkah kedepan untuk melakukan gaerakkan lari sprint, sambil mulai mencurahkan perhatian pada gawang berikutnya (terutama pada lari gawang 100 m dan 110 m)
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam lari gawang :
a.    Menjelang melewati gawang kecepatan lari jangan di kurangi.
b.    Titik tumpu saat melewati gawang jangan terlalu dekat atau terlalu jauh dari gawang.
c.    Saat mengayun kaki ayun harus benar-benar kedepan (jangan masuk ataupun jangan diayunkan kesamping luar)..
d.   Usahakan badan condong kedepan saat melewati gawang, hal ini agar segera otomatis kaki belakang akan terangkat keatas. sehingga terhindar dari sentuhan gawang.
e.    Saat di gawang telapak kaki tumpu harus dibuka kesamping luar. Hal ini agar telapak kaki tumpu/kaki belakang tidak menyentuh gawan.
f.      Jangan rentangkan kedua lengan pada saat diatas gawang
g.    Saat melewati/di atas gawang jangan melihat kebawah.
h.    Setelah melewati gawang langkahkan kaki tumpu jauh kedepan.
Serangkaian gerakkan Lari Gawang :
Lari%2Bgawang

Keterangan :
Gambar 1&2 = Dengan tumpuan kaki kanan, kaki kiri diayun cepat kedepan, lengan kanan di julurkan rilek kedepan, badan juga condong kedepan.
Gambar 3      = paha dan lutut kanan dibuka ke sisi luar/samping. Telapak kaki menuju keluar.
Gambar 4        = Posisi badan saat di atas gawang
Gambar 5        = Sebelum kaki kiri mendarat, kaki kanan ditarik cepat dan terus dilangkahkan kedepan
Gambar 6        = Saat melangkahkan kaki kanan kedepan, siku kanan masih di tekuk


C.           Gaya yang Bekerja Saat Lari gawang
1.             Hukum Kelembaman
“Suatu benda akan tetap dalam keadaan diam atau dalam keadaan bergerak kecuali pengaruh gaya yang mempengaruhi keadaannya”. Ketika kita menolak, tubuh akan melayang dan kemudian akan jatuh kembali ke tanah, dilanjutkan sedikit gerakan ke depan setelah tubuh menyentuh tanah, kemudian berhenti. Hal ini disebabkan karena:
a.       Adanya gaya gravitasi bumi
Selain itu pada saat pelari melewati mistar, tubuh pelari cendrung akan miring, Tujuan memiringkan tubuh adalah menghindarkan titik berat badan sejajar dengan mistar. Karena semakin dekat titik badan pada mistar maka daya gravitasi juga akan semakin besar dan akan mengurangi momentum.
b.      Adanya gaya gesek
Gaya gesek ini terjadi Posisi telapak tangan  saat berlari lurus keatas dan tidak dikepal. Hal ini untuk memperkecil pergesekan udara terhadap ayunan tangan.
2.             Hukum Percepatan (law of acceleration)
Pada pelari gawang sangat dibutuhkan percepatan dari start hingga gawang pertama dan pada gawang kedua dan seterusnya yang dibutuhkan adalah kestabilan kecepatan untuk menghasilkan kekuatan yang besar agar dapat melewati gawang. Kecepatan pelari dipengaruhi oleh gaya yang dihasilkan oleh frekuensi dan panjang langkah. Gerakan yang benar pada saat melangkah akan menghasilkan kecepatan. Jika tidak maka akan terjadi yang disebut gaya pengereman yang mengurangi kecepatan.
3.             Hukum III: Hukum Reaksi (law of reaction)
“setiap aksi selalu ada reaksi yang sama dan berlawanan”. Terjadi ketika melakukan tolakan. Tolakan sebaiknya dilakukan sekuat-kuatnya untuk mendapat hasil tolakan yang maksimal.
4.             Moment Gaya
Kapan moment gaya harus diperbesar dan kapan moment gaya harus diperkecil. Moment gaya harus diperbesar : Logikanya, hamper sama dengan hokum aksi reaksi. Semakin besar moment gaya, akan semakin besar pula gaya yang di hasilkan.Moment gaya harus diperkecil : Untuk mengangkat benda agar lebih ringan maka moment gaya di perkecil. Jadi untuk mengangkat benda agar benda tersebut menjadi lebih ringan maka jarak benda tersebut atau moment gayanya juga harus diperpendek. Dalam lompat jauh, hal ini terlihat ketika melayang di udara pada lompat jauh gaya jongkok. Kaki diletakkan sedekat mungkin dengan badan dengan tujuan untuk memperkecil moment gaya.


5.             Gaya gesek
Gaya gesek adalah suatu gaya yang timbul karena persinggungan antara dua permukaan yang merupakan hambatan terhadap gerak.Terjadi ketika berlari, menumpu, dan mendarat. Bahkan, saat melayang di udara pun terjadi gaya gesek antara tubuh dengan udara. Hal ini relatif kecil pengaruhnya terhadap hasil lompatan. Namun demikian, angin yang berhembus berlawanan arah lompatan, sedikit banyak mempengaruhi jauhnya hasil lompatan. Gaya gesek yang terjadi ketika berlari, menumpu, dan mendarat memberi keuntungan kepada pelompat. Beberapa pelompat menggunakan sepatu khusus (spes) yang memiliki pull untuk memperbesar gaya gesek, yaitu agar pelompat tidak jatuh ketika melakukan awalan.
6.             Elastisitas (flexibility)
Koefisien elastisitas adalah kemampuan untuk memperkesil diri dari bentuk semula sebagai akibat suatu gaya yang mengenainya Dilakukan saat tepat akan melayang, merupakan gerak lecutan untuk mendapat gaya dorong ke depan.




















D.           Rubrik Penilaian Lari gawang
PetunjukPengisian :
1.    Mohondibacadandipahamitiappertanyaan atau indikator dalam lembar rubrik berikutserta diisi dengan teliti, lengkap dan jujur.
2.    Beri tanda cek () padaj awaban dari rubrik penilaian dibawah ini yang paling sesuai.

No
Fase
Gerakan
Nilai
1
2
3
1.
Tumpuan atau Tolakan
a.         Melakukan tumpuan dengan menggunakan kaki terkuat sehingga hasilnya tinggi dan kedepan.

ü   

b.      Lengan dan tungkai diayun keatas.


ü   
c.       lutut kaki tumpu harus sedikit ditekuk


ü   
d.      Tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki, pandangan mata tetap lurus kedepan agak ke atas


ü   
2.


Melayang
a.       Diawali dengan gerakan kaki cepat dan mengangkat lutut saat mendekati gawang.

ü   

b.      Ketika berada di atas gawang, kaki lurus, tubuh dibuat serendah mungkin dan posisi badan agak condong ke depan dan lutut sedikit ditekuk

ü   

3.
Mendarat
a.       kaki lurus ketika mendarat.


ü   
b.      Pada posisi ini lutut kaki belakang ditekuk.


ü   


Keterangan:
·         1 (tidak menguasai)/(kurang)
·         2 (cukup menguasai)/(baik),
·         3 (menguasai)/(baik sekali).
Cara penilaiannya jumlah skor yang diperoleh dibagi jumlah skor maksimal dan dikalikan 100.
Jumlah skor yang diperoleh
Penilaian Psikomotorik  =  ----------------------------------------- X  100
                                    Jumlah skor maksimal
Keterangan :
•           Sangat Baik     = 91 – 100
•           Baik                 = 80 – 90
•           Cukup             = 70 – 79
•           Kurang            = 60 – 69

E.     Hasil penilaian analisis

1.      Tumpuan atau Tolakan
a)      Melakukan tumpuan dengan menggunakan kaki terkuat.

1.jpg
b)      Lengan dan tungkai diayun keatas.


c)       lutut kaki tumpu harus sedikit ditekuk


d)      Tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki, pandangan mata tetap lurus kedepan agak ke atas.



2.      Melayang
a)      Ketika Diawali dengan gerakan kaki cepat dan mengangkat lutut saat mendekati gawang.

b)      Ketika berada di atas gawang, kaki lurus, tubuh dibuat serendah mungkin dan posisi badan agak condong ke depan dan lutut sedikit ditekuk.


3.      Mendarat
a)      kaki lurus ketika mendarat


b)   Pada posisi ini lutut kaki belakang ditekuk.









BAB III
PENUTUP


A.           Kesimpulan

Dalam olahraga sangat erat kaitannya dengan hukum-hukum fisika. Dan salah satu peran dari biomekanika adalah menjelasakan fenomena-fenomena dalam olahraga secara ilmiah dari sudut pandang fisika. Bagaimana sebuah gerakkan dapat dilakukan dengan gerakkan yangs efektif mungkin tetapi memberikan hasil yang maksimal.
Sama halnya dengan lari gawang. Masih banyak gerakkan-gerakkan dalam lari yang tidak bisa penulis paparkan secara lebih detail dikarenakan keterbatasana penulis. Ada beberapa poin penting dalam pembahasan ini. Pertama, lari gawang berrbeda dengan lari jarak pendek dimana lari jarak pendek hanya membutuhkan percepatan dan kecepatan. Berbeda dengan lari gawang, lari gawang membutuhkan kombinasi percepatan dan kecepatan untuk menghasilkan momentum untuk melewati gawang. Jika mobil dengan kecepatan 10km/ jam menabrak sebuah dinding, momentum yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan mobil dengan kecepatan 100km/ jam menabrak dinding maka akan mengahsilkan momentum yang lebih besar.
 Kedua, percepatan dan kecepatan mutlak dimiliki oleh pelari gawang. Momentum tidak akan terbentuk tanpa ada kecepatan. Dan ketiga adalah aksi dan reaksi. Ayunan tangan, frekuensi dan panjang langkah, sikap telapak kaki, posisi tubuh merupakan aksi yang akan memberikan reaksi. Semakin baik aksi maka reaski cendrung baik. Misalnya, jika aksi telapak kaki saat melangkah menampak 9 penuh, maka reaksi berat badan terhadap tanah cendrung besar dan akan menyeababkan Pergesekan yang besar sehingga mengahsilkan pengereman yang akan mengurangi kecepatan. Jika telapak kaki hanya menapak bagian depan bertujuan membagi berat badan kedepan agar reaksi berat badan terhadap tanah lebih kecil dan mempermudah terjadinya gerakkan melayang sehingga menghasilkan peningkatan kecepatan.
Selanjutnya adalah sikap tubuh saat melewati gawang, menekankan prinsip parabola. Pergesekan terhadap udara menjadi hal yang perlu diperhitungkan. Pada saat melewati gawang tubuh kan melayang lebih tinggi dimana gravitasi lebih besar. Dengan sikap tubuh miring untuk menghindari sejajarnya titik berat badan dengan gravitasi dan mengurangi pergesekan udara. Kemudian dikombinasikan dengan gerak parabola yang bertujuan menjauhkan titik berat badan terhadap gravitasi dalam gerak horizintal untuk menjaga kecepatan tetap konstan dan jangkauan lompatan secara maksimal.























DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993.  Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Arnold, 1997, Lari Gawang (Hurdling), P B PASI, Indonesia

Bompa Tudor O. 1994. Theory and Methodology of Training the Key to Athletic Performance. Dubuque:Kendall-Hunt Publishing Company.

Carr, Gerry. 2000.  Atletik  (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.  

Depdiknas. 2000.  Pedoman dan Modal Pelatihan Kesehatan Olah Raga Bagi PelatihOlahragawan Pelajar. Jakarta.

Engkos, Kosasih. 1985.  Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta. Akademika Pressindo.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching.  Jakarta: CV.Tambak Kusuma

M. Sajoto. 1988.  Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize.

Subiyanto, 2007, Peningkatan Prestasi Lari Gawang, Seminar To Be A Winner, Karang Pandan, Karang Anyar , Jawa Tenga
.

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus