BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang masalah
Olahraga merupakan salah suatu aktivitas
fisik yang teratur dan terstruktur untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus
sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Pada dasarnya, olahraga tidak
sekedar menggerakkan anggota tubuh, tetapi segala bentuk kegiatan olahraga ini
mempunyai fungsi masing-masing. Misalnya, seorang atlet lari yang ingin melatih
kekuatan otot kaki tidak mungkin juga akan melatih otot lengan karena dianggap
tidak efisien waktu dan kurang spesifik latihannya. Jadi suatu gerakan pastilah
mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut akan tercapai apabila gerakan
tersebut dilakukan dengan benar dan tepat.
Menurut Bompa (1991), keterampilan lari gawang
seperti juga keterampilan olahraga lainnya ditentukan oleh faktor: (1) fisik,
(2) teknik, (3) taktik dan psikis. Sedangkan keberhasilan lari gawang
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya lingkungan tempat belajar atau
latihan, motivasi, kualitas latihan maupun kondisi fisik. Harsono (1988)
mengemukakan faktor kondisi fisik terdiri atas (1) kekuatan, (2) daya tahan,
(3) kecepatan, (4) daya ledak, (5) koordinasi, (6) keseimbangan, (7)
kelincahan, dan (8) kelentukan.
Untuk
mencapai prestasi yang baik di dalam lompat jauh perlu
didukung
dengan latihan yang
baik melalui pendekatan-pendekatan ilmiah dengan melibatkan berbagai ilmu
pengetahuan. Kaitannya dengan latihan untuk mencapai prestasi ada beberapa
unsur yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Unsur tersebut menurut M.
Sajoto (1988 : 15) diantaranya adalah: 1) unsur fisik yang lebih popular
dengan kondisi fisik, 2) unsur tehnik, 3) unsur mental, 4) unsur kematangan
juara. Dari keempat unsur tersebut, ialah satu unsur yang merupakan faktor
utama yaitu kondisi fisik, seperti pendapat dari Depdiknas (2000 : 101) bahwa
salah satu unsur atau faktor penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga
adalah kondisi fisik, disamping penguasaan tehnik, taktik dan kemampuan mental.
Gerakan
dan tehnik yang benar dan tepat sangat dibutuhkan dalam olahraga khususnya
dalam lompat jauh. Makalah ini akan membahas bagaimana analisis biomekanika
dalam cabang olahraga lompat jauh. Dalam mencapai performa yang maksimal maka
dibutuhkan suatu gerakan yang efektif dan efisien dalam menunjang tehnik dan
kondisi fisik seorang atlet lompat jauh.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian, tehnik, gaya yang berpengaruh dalam cabang olahraga lari gawang?
2.
Bagaimana
rubrik penilaian analisis gerakan yang efisien dan efektif dalam lari gawang?
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Lari gawang
Lari gawang adalah
seorang pelari berlari dengan secepat-cepatnya, dan ketika ada tempat tertentu
yang dipasang gawang atau rintangan, dia akan melompat, lalu melanjutkan
berlari sampai pada suatu tempat yang ada gawang berikutnya dan akan melompat
lagi dengan tujuan akhir pada finis yang telah ditentukan (Subiyanto, 2007).
Menurut Arnold (1997),
bahwa dalam lari gawang ada hal yang tetap dan ada ha l yang bervariasi. Hal
yang tetap ditunjukkan dengan ukuran-ukuran seperti : jarak antara garis start
ke gawang I (13,72m), jarak antar gawang (9,14m), jarak
gawang akhir ke garis finis (14,02m), tinggi gawang (105,7m) dan sudut yang
dilakukan pelar i gawang sewaktu melintasi gawang adalah 45 derajat membentuk
lengkungan parabola. Sedangkan yang bervariasi, seperti : kecepatan, kekuatan,
power, kelentukan, perawakan atlet dan kebugaran atlet.
Pengertian pelari
gawang diatas, tidak hanya berlari melewati gawang dan menyelesaikan finis pada
lintasan lari, tetapi pelari gawang memiliki predominan, yaitu: kecepatan untu
k mendapatkan waktu tempuh yang baik.
Pelaksanaan perlombaan lari gawang harus mengikuti
peraturan yang telah ditentukan oleh PASI. Berikut ini beberapa peraturan
perlombaan lari gawang yang penting untuk diketahui.
- Semua perlombaan lari gawang, yang dimulai dari
garis start hingga melewati garis finis, harus dilakukan pada jalurnya
masing-masing yang sudah ditentukan.
- Seorang peserta lomba lari gawang akan dinyatakan
diskualifikasi jika:
·
peserta menarik kakinya di luar bidang
horizontal atas gawang pada saat melampauinya,
·
peserta melompati gawang yang tidak
berada di lintasannya,
·
peserta dengan sengaja menjatuhkan
gawang dengan menggunakan tangan atau kaki.
- Jumlah gawang yang dilewati peserta dalam
perlombaan lari gawang ada 10 buah, baik lari gawang jarak 100 m, 110 m,
atau 400 m, sesuai ketentuan pada tabel berikut.

B.
Teknik Lari gawang
Melewati
gawang dengan berlari cepat/sprint adalah suatau gerakkan yang cukup sulit
dilakukan. Oleh karena itu, untuk menguasai teknik melewati lari gawang perlu
memperhatikan beberapa unsur, diantaranya : keberanian, kecepatan, koordinasi,
kelincahan, kelentukan, stamina dan lain-lain.
Disamping unsur-unsur
tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melewati gawang
:
1.
Kedudukkan badan/kaki
harus serendah/sedekat mungkin dengan sisi atas gawang. Semakin tinggi dari
gawang akan semakin rugi,karena terlalu lama melayang di udara.
2.
Sikap badan condong
kedepan. Namun hal ini tidak mutlak, karena bagi pelari yang bertubuh tinggi
dan berkaki panjang tidak perlu secara berlebihan mencondongkan badan kedepan.
Lebih-lebih apabila gawang itu cukup rendah baginya
3.
Kecepatan lari harus di
perhatikan
4.
Jumlah langkah diantara
gawang sebaiknya tetap.
Sedangkan
cara melewati gawang adalah sebagai berikut (misalnya saat bertumpu dengan kaki
kanan, kaki kiri sebagai kaki ayunan):
a.
Sebelum melewati lari gawang kecepatan
lari dipertahankan/ditambahkan.
b.
Pada saat kaki kanan menolak, maka kaki
kiri (terutama paha) diangkat cukup tinggi kedepan sikap lutut di teku,
sehingga tungkai bawah terlipat rilek.Setelah kaki kanan lepasa dari tanah,
lutut segera diluruskan kedepan dengan sikap telapak kaki menuju keatas, lengan
kanan di julurkan kedepan lengan kiri , diayun secara wajar kebelakang, sikap
siku tepat ditekuk rilek. bvadan condong kedepan, pandangan. pada saat itu pula
kaki kanan mulai ditekuk pada lutut, paha dibuka kesamping kanan dengan telapak
kaki menuju kesamping luar.
c.
Saat badan melayang diatas gawang (hanya
sekejap), badan, tetap condong kedepan. kaki kiri masih lurus kedepan, lutut
kanan di tekuk 90 derajat, paha dan telapak kaki kesamping luar, lengan kanan
terjulur kedepan , lutut kiri kebelakang ditekuk rilek.
d.
Saat badan bergerak turun, kaki kiri
harus harus ditekan kebawah untuk secepatnya berpijak ditanah dengan bagian
ujung telapak kaki terlebih dahulu. Saat itu pula paha kanan ditarik dan
dilangkahkan kedepan cukup jauh, lengan kanan di ayun kebelakang.
e.
Setelah kaki kanan melangkah dan
mendarat di tanah, segera disusul kaki kiri melangkah kedepan untuk melakukan
gaerakkan lari sprint, sambil mulai mencurahkan perhatian pada gawang
berikutnya (terutama pada lari gawang 100 m dan 110 m)
Beberapa
hal yang perlu di perhatikan dalam lari gawang :
a.
Menjelang melewati gawang kecepatan lari
jangan di kurangi.
b.
Titik tumpu saat melewati gawang jangan
terlalu dekat atau terlalu jauh dari gawang.
c.
Saat mengayun kaki ayun harus
benar-benar kedepan (jangan masuk ataupun jangan diayunkan kesamping luar)..
d.
Usahakan badan condong kedepan saat
melewati gawang, hal ini agar segera otomatis kaki belakang akan terangkat
keatas. sehingga terhindar dari sentuhan gawang.
e.
Saat di gawang telapak kaki tumpu harus
dibuka kesamping luar. Hal ini agar telapak kaki tumpu/kaki belakang tidak
menyentuh gawan.
f.
Jangan rentangkan kedua lengan pada saat
diatas gawang
g.
Saat melewati/di atas gawang jangan
melihat kebawah.
h.
Setelah melewati gawang langkahkan kaki
tumpu jauh kedepan.
Serangkaian
gerakkan Lari Gawang :
Keterangan :
Gambar 1&2 = Dengan
tumpuan kaki kanan, kaki kiri diayun cepat kedepan, lengan kanan di julurkan
rilek kedepan, badan juga condong kedepan.
Gambar 3 = paha dan lutut kanan dibuka ke sisi luar/samping. Telapak kaki menuju keluar.
Gambar 3 = paha dan lutut kanan dibuka ke sisi luar/samping. Telapak kaki menuju keluar.
Gambar 4
= Posisi badan saat di atas gawang
Gambar 5 = Sebelum kaki kiri mendarat, kaki kanan
ditarik cepat dan terus dilangkahkan kedepan
Gambar 6 = Saat melangkahkan kaki kanan kedepan, siku
kanan masih di tekuk
C.
Gaya yang Bekerja Saat Lari gawang
1.
Hukum Kelembaman
“Suatu benda akan tetap
dalam keadaan diam atau dalam keadaan bergerak kecuali pengaruh gaya yang
mempengaruhi keadaannya”. Ketika kita menolak, tubuh akan melayang dan kemudian
akan jatuh kembali ke tanah, dilanjutkan sedikit gerakan ke depan setelah tubuh
menyentuh tanah, kemudian berhenti. Hal ini disebabkan karena:
a.
Adanya gaya gravitasi bumi
Selain
itu pada saat pelari melewati mistar, tubuh pelari cendrung akan miring, Tujuan
memiringkan tubuh adalah menghindarkan titik berat badan sejajar dengan mistar.
Karena semakin dekat titik badan pada mistar maka daya gravitasi juga akan
semakin besar dan akan mengurangi momentum.
b.
Adanya gaya gesek
Gaya gesek ini terjadi Posisi telapak tangan saat berlari lurus keatas dan tidak dikepal.
Hal ini untuk memperkecil pergesekan udara terhadap ayunan tangan.
2.
Hukum Percepatan (law of acceleration)
“Pada
pelari gawang sangat dibutuhkan percepatan dari start hingga gawang pertama dan
pada gawang kedua dan seterusnya yang dibutuhkan adalah kestabilan kecepatan
untuk menghasilkan kekuatan yang besar agar dapat melewati gawang. Kecepatan
pelari dipengaruhi oleh gaya yang dihasilkan oleh frekuensi dan panjang
langkah. Gerakan yang benar pada saat melangkah akan menghasilkan kecepatan.
Jika tidak maka akan terjadi yang disebut gaya pengereman yang mengurangi
kecepatan.
3.
Hukum III: Hukum Reaksi (law of reaction)
“setiap aksi selalu ada
reaksi yang sama dan berlawanan”. Terjadi ketika melakukan tolakan. Tolakan
sebaiknya dilakukan sekuat-kuatnya untuk mendapat hasil tolakan yang maksimal.
4.
Moment Gaya
Kapan moment gaya harus
diperbesar dan kapan moment gaya harus diperkecil. Moment gaya harus diperbesar :
Logikanya, hamper sama dengan hokum aksi reaksi. Semakin besar
moment gaya, akan semakin besar pula gaya yang di hasilkan.Moment gaya harus
diperkecil : Untuk mengangkat benda agar lebih ringan maka moment gaya di perkecil.
Jadi untuk mengangkat benda agar benda tersebut menjadi lebih ringan maka jarak
benda tersebut atau moment gayanya juga harus diperpendek. Dalam lompat jauh,
hal ini terlihat ketika melayang di udara pada lompat jauh gaya jongkok. Kaki
diletakkan sedekat mungkin dengan badan dengan tujuan untuk memperkecil moment
gaya.
5.
Gaya gesek
Gaya gesek adalah suatu
gaya yang timbul karena persinggungan antara dua permukaan yang merupakan
hambatan terhadap gerak.Terjadi ketika berlari, menumpu, dan mendarat. Bahkan,
saat melayang di udara pun terjadi gaya gesek antara tubuh dengan udara. Hal
ini relatif kecil pengaruhnya terhadap hasil lompatan. Namun demikian, angin
yang berhembus berlawanan arah lompatan, sedikit banyak mempengaruhi jauhnya
hasil lompatan. Gaya gesek yang terjadi ketika berlari, menumpu, dan mendarat
memberi keuntungan kepada pelompat. Beberapa pelompat menggunakan sepatu khusus
(spes) yang memiliki pull untuk memperbesar gaya gesek, yaitu agar pelompat
tidak jatuh ketika melakukan awalan.
6.
Elastisitas (flexibility)
Koefisien elastisitas
adalah kemampuan untuk memperkesil diri dari bentuk semula sebagai akibat suatu
gaya yang mengenainya Dilakukan saat tepat akan melayang, merupakan gerak
lecutan untuk mendapat gaya dorong ke depan.
D.
Rubrik Penilaian Lari gawang
PetunjukPengisian :
1. Mohondibacadandipahamitiappertanyaan
atau indikator dalam lembar rubrik berikutserta
diisi
dengan
teliti,
lengkap dan jujur.
2. Beri
tanda
cek (√) padaj awaban dari
rubrik penilaian dibawah ini
yang paling sesuai.
No
|
Fase
|
Gerakan
|
Nilai
|
||
1
|
2
|
3
|
|||
1.
|
Tumpuan atau
Tolakan
|
a.
Melakukan tumpuan dengan menggunakan kaki terkuat
sehingga hasilnya tinggi dan kedepan.
|
|
ü
|
|
b.
Lengan dan tungkai diayun keatas.
|
|
|
ü
|
||
c.
lutut kaki tumpu harus sedikit ditekuk
|
|
|
ü
|
||
d.
Tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan
dengan seluruh telapak kaki, pandangan mata tetap lurus kedepan agak ke atas
|
|
|
ü
|
||
2.
|
Melayang
|
a.
Diawali dengan gerakan kaki cepat dan
mengangkat lutut saat mendekati gawang.
|
|
ü
|
|
b.
Ketika berada di
atas gawang, kaki lurus, tubuh dibuat serendah mungkin dan posisi badan agak
condong ke depan dan lutut sedikit ditekuk
|
|
ü
|
|
||
3.
|
Mendarat
|
a.
kaki lurus ketika
mendarat.
|
|
|
ü
|
b.
Pada posisi ini
lutut kaki belakang ditekuk.
|
|
|
ü
|
Keterangan:
·
1
(tidak
menguasai)/(kurang)
·
2
(cukup
menguasai)/(baik),
·
3
(menguasai)/(baik
sekali).
Cara penilaiannya jumlah skor yang diperoleh dibagi jumlah
skor maksimal dan dikalikan 100.
Jumlah
skor yang diperoleh
Penilaian Psikomotorik =
----------------------------------------- X 100
Jumlah
skor maksimal
Keterangan
:
• Sangat
Baik = 91 – 100
• Baik
= 80 – 90
• Cukup = 70 – 79
• Kurang
= 60 – 69
E.
Hasil
penilaian analisis
1. Tumpuan
atau Tolakan
a)
Melakukan tumpuan dengan menggunakan
kaki terkuat.

b)
Lengan dan tungkai diayun keatas.

c)
lutut kaki tumpu harus sedikit ditekuk

d)
Tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan
dengan seluruh telapak kaki, pandangan mata tetap lurus kedepan agak ke atas.


2.
Melayang
a) Ketika Diawali dengan gerakan
kaki cepat dan mengangkat lutut saat mendekati gawang.

b) Ketika berada di atas gawang, kaki lurus, tubuh
dibuat serendah mungkin dan posisi badan agak condong ke depan dan lutut
sedikit ditekuk.

3. Mendarat
a) kaki lurus ketika mendarat

b) Pada posisi ini lutut kaki belakang ditekuk.

BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam olahraga sangat
erat kaitannya dengan hukum-hukum fisika. Dan salah satu peran dari biomekanika
adalah menjelasakan fenomena-fenomena dalam olahraga secara ilmiah dari sudut
pandang fisika. Bagaimana sebuah gerakkan dapat dilakukan dengan gerakkan yangs
efektif mungkin tetapi memberikan hasil yang maksimal.
Sama halnya dengan lari
gawang. Masih banyak gerakkan-gerakkan dalam lari yang tidak bisa penulis
paparkan secara lebih detail dikarenakan keterbatasana penulis. Ada beberapa
poin penting dalam pembahasan ini. Pertama, lari gawang berrbeda dengan lari
jarak pendek dimana lari jarak pendek hanya membutuhkan percepatan dan
kecepatan. Berbeda dengan lari gawang, lari gawang membutuhkan kombinasi
percepatan dan kecepatan untuk menghasilkan momentum untuk melewati gawang.
Jika mobil dengan kecepatan 10km/ jam menabrak sebuah dinding, momentum yang
dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan mobil dengan kecepatan 100km/ jam
menabrak dinding maka akan mengahsilkan momentum yang lebih besar.
Kedua, percepatan dan kecepatan mutlak
dimiliki oleh pelari gawang. Momentum tidak akan terbentuk tanpa ada kecepatan.
Dan ketiga adalah aksi dan reaksi. Ayunan tangan, frekuensi dan panjang
langkah, sikap telapak kaki, posisi tubuh merupakan aksi yang akan memberikan
reaksi. Semakin baik aksi maka reaski cendrung baik. Misalnya, jika aksi
telapak kaki saat melangkah menampak 9 penuh, maka reaksi berat badan terhadap
tanah cendrung besar dan akan menyeababkan Pergesekan yang besar sehingga mengahsilkan
pengereman yang akan mengurangi kecepatan. Jika telapak kaki hanya menapak
bagian depan bertujuan membagi berat badan kedepan agar reaksi berat badan
terhadap tanah lebih kecil dan mempermudah terjadinya gerakkan melayang
sehingga menghasilkan peningkatan kecepatan.
Selanjutnya adalah
sikap tubuh saat melewati gawang, menekankan prinsip parabola. Pergesekan
terhadap udara menjadi hal yang perlu diperhitungkan. Pada saat melewati gawang
tubuh kan melayang lebih tinggi dimana gravitasi lebih besar. Dengan sikap
tubuh miring untuk menghindari sejajarnya titik berat badan dengan gravitasi
dan mengurangi pergesekan udara. Kemudian dikombinasikan dengan gerak parabola
yang bertujuan menjauhkan titik berat badan terhadap gravitasi dalam gerak
horizintal untuk menjaga kecepatan tetap konstan dan jangkauan lompatan secara
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Arnold,
1997, Lari Gawang (Hurdling), P B
PASI, Indonesia
Bompa Tudor O. 1994. Theory and
Methodology of Training the Key to Athletic Performance.
Dubuque:Kendall-Hunt Publishing Company.
Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modal Pelatihan Kesehatan Olah Raga
Bagi PelatihOlahragawan Pelajar. Jakarta.
Engkos, Kosasih. 1985. Olahraga Tehnik dan Program Latihan.
Jakarta. Akademika Pressindo.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV.Tambak Kusuma
M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik
dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize.
Subiyanto,
2007, Peningkatan Prestasi Lari Gawang,
Seminar To Be A Winner, Karang Pandan, Karang Anyar , Jawa Tenga
.
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)