BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proses belajar mengajar adalah
suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan, sehingga perlu mendapat
tempat pertama di semua jenjang pendidikan. Salah satu pendidikan yang sangat
penting yaitu pendidikan anak usia dini, dimana pendidikan anak usia dini
itulah yang akan menjadi pondasi dasar bagi pendidikan anak selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang akan dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menurut Yufiarti & Titi Chandrawati
(2008) hal 1.4
Para ahli psikologi berpendapat bahwa usia dini sangat
menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada
tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang
dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.
Pendidikan anak usia dini
dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal yang berbentuk taman
kanak-kanak yang memberikan pelayanan pendidikan bagi anak usia 4 – 6 tahun. Di
taman kanak-kanak, anak akan dididik dan dilatih berbagai bidang pengembangan
pebisaaan yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan
kemandirian. Di taman kanak-kanak, anak juga dididik dengan berbagai bidang
pengembangan KBM yang meliputi bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni.
Taman
Kanak Sedyo Utomo masuk dari pukul
08.00 pagi sampai 11.00 siang, dari Senin sampai Jumat.anak-anak dilarang
meembeli makanan/jajanan diluar sekolah, anak-anak membawa bekal sendiri raumah
berupa makan ringan seprti wafer coklat dll . Dengan sistem seperti ini
anak-anak mendapat pelajaran agar tidak jajan sembarangan dan kebersamaan
bersam teman-temannya.
Jumlah guru
yang ada di Taman Kanak Sedyo Utomo
yaitu 6 orang termasuk kepala sekolah, 3 orang untuk fokus kepada kelas A dan 3
orang lagi fokus kepada kelas B.
Setiap awal minggu murid-murid diwajibkan
membawa pakaian ganti karena setiap jumat selalu ada kegiatan olahraga bersama
(kelas A dan B), setelah itu mengganti baju. Hal ini dimaksudkan untuk melatih
kemandirian anak dan keterampilan dalam mengurus dirinya sendiri. Selain itu,
setiap awal semester murid-murid Taman Kanak Sedyo Utomo juga diwajibkan membawa perlengkapan pribadi berupa
peralatan makan, peralatan sholat, sikat gigi dan odol (untuk sehabis makan
siang), alat tulis (pensil, penghapus, rautan, crayon, lem dan gunting), dan
juga sandal. Semua perlengkapan tersebut disimpan di sekolah di loker
masing-masing. Peralatan tersebut sebagai media penunjang selama proses KBM,
disamping sebagai media pelatihan anak untuk menjaga kerapihan dan rasa
kepemilikan terhadap barang milik sendiri
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
oleh guu ?
2. Bagaimana respon atau reaksi anak dalam
interaksi bermain mereka ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh guru
saat pembelajaran.
2. Mengetahui respon dan reaksi anak dalm berinteraksi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan
Observasi
Kegiatan
observasi dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah olahraga Anak Usia
Dini. Observasi dikategorikan sebagai salah satu model pembelajaran
kontekstual-aktual. Pelaksanaan observasi memberikan gambaran secara nyata
situasi dan kondisi tertentu. Observasi pembelajaran dikelas memberikan
tambahan wawasan bagi observer mengenai pengembangan
afektif anak usia dini. Selama kegiatan observasi berlangsung,
saya melakukan pencatatan proses pembelajaran serta melakukan kegiatan
pendokumentasian pembelajaran. Pencatatan bertujuan untuk menangkap segala
aspek dalam proses pembelajaran. Pendokumentasian pembelajaran dilakukan dengan
cara mengambil gambar proses belajar mengajar.
Tempat
dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi, dilaksanakan di TK Mutiara Ibu
dengan alamat Jl. Kesehatan Jiwa RT 13 No. 27 Kelurahaan Kenali Besar
Kecaamatan Kota baru Kota Jambi. Kelas yang diobservasi adalah kelas B3, dengan
jumlah siswa 15 anak. Observasi dilaksanakan pada jumat, 15 april 2016 pukul
07.30 s/d selesai.
Tidak
ada kesulitan yang berarti dalam melaksanakan observasi pada hari itu.
B. Hasil
Observasi
Setting Kelas :
Didalam kelas terdapat gambar-gambar dan poster binatang, buah-buahan, huruf, angka dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dan dilengkapi juga dengan jam dinding, tempat sampah, aquarium, kipas angin, dan rak tempat penyimpanan tas anak-anak.
Didalam kelas terdapat gambar-gambar dan poster binatang, buah-buahan, huruf, angka dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dan dilengkapi juga dengan jam dinding, tempat sampah, aquarium, kipas angin, dan rak tempat penyimpanan tas anak-anak.
Untuk membantu anak dalam
proses belajar, di dalam kelas terdapat satu white
board. Di dekat white board diletakkan sebuah lemari yang berfungsi untuk
menyimpan buku-buku murid, buku-buku pelajaran, serta peralatan tulis guru. Ada
empat meja persegi dimana setiap kursi berada di sisi meja sehingga totalnya
ada 16 (enam belas) kursi, satu meja guru, dan 3 sofa kecil. Dinding kelas,
meja dan kursi murid dicat dengan warna-wana terang yang dapat meningkatkan
minat dan motivasi anak dalam proses belajar.
Di luar kelas :
Terdiri dari mainan seperti
ayunan, pelosotan, permainan balok-balok kecil, dan lain-lain. Alat permainan
yang diletakkan di luar kelas (taman) dapat melatih kemampuan motorik murid
karena ada alat permainan yang mengharuskan anak memanjat, menjaga keseimbangan
tubuh, dan lain-lain.
Di luar kelas terdapat sofa
untuk para orang tua murid yang hendak menunggu anaknya dan di samping sofa ada
rak-rak sepatu dimana anak diwajibkan untuk melepaskan sepatu dan menyusun
sepatu mereka sebelum mereka masuk ke dalam kelas. Secara tidak langsung, hal
ini mengajarkan disiplin kepada anak.
Awal proses belajar :
Ketika murid-murid datang
sebelum lonceng kelas berbunyi, mereka diperbolehkan bermain di taman dengan
diawasi oleh guru. Tepat pukul 08.00 WIB anak-anak disuruh masuk ke kelas dan
duduk dikursinya dengan rapi. Tamburin adalah alat yang sangat akrab dengan
guru di TK ini karena segala instruksi seperti (lonceng kelas, jam istirahat,
kegiatan makan, bernyanyi dan lain-lain) dilakukan dengan bunyi dari tamburin.
Tamburin dibunyikan, dan anak-anak berlarian masuk ke dalam kelas.
Ketika anak-anak sudah duduk
dengan rapi, mereka disambut dengan kata “selamat pagi, anak-anak”, kemudian
guru melakukan sedikit percakapan dengan anak (misalnya mengabsen murid diikuti
dengan jawaban murid “Saya, Bu guru” untuk menandakan bahwa mereka hadir dan
guru menanyakan apakah mereka sudah mengerjakan PR). Sebelum memulai pelajaran,
anak-anak diajak untuk berdoa sesuai agama masing-masing (karena ada sebagian
murid yang beragama Islam dan ada sebagian lagi yang beragama Kristen), doa
sebelum belajar pun dimulai.
Selesai berdoa, anak-anak
kemudian bernyanyi (pada awalnya mereka bernyanyi sambil duduk di meja
masing-masing kemudian mereka berdiri dan menari sambil bernyanyi bersama
guru-guru mereka). Mereka bernyanyi selama kurang lebih 20 menit, terkadang ibu
gurunya menanyakan lagu apa yang ingin dinyanyikan lalu murid menjawab sebuah
lagu dan mereka menyanyikan lagu tersebut sambil menggoyang-goyangkan badan.
Ketika ada murid yang tidak menari bersama, ibu guru mengatakan “ Siapa yang
tidak menari, akan dikasi hukuman” . Murid terlihat sangat senang dalam situasi
tersebut, hal ini tampak dari muka mereka yang ceria, tersenyum dan suara mereka
yang kuat.
Proses belajar :
Proses belajar :
Setelah anak puas dengan
kegiatan bernyanyi, maka pelajaran pun dimulai. Sebelum itu, anak diperbolehkan
minum akan tetapi mereka tidak langsung lari berhamburan ke tempat minum mereka
melainkan mereka menunggu instruksi dari guru mereka (misalnya : meja 1 ambil
termosnya, setelah anak-anak dari meja 1 mengambil termos kemudian anak-anak
dari meja lain menunggu instruksi dan begitu seterusnya sampai semua anak
mengambil termos mereka). Karena ada 4 meja di dalam kelas, guru memberi nama
pada setiap meja dengan sebutan meja 1,meja 2, meja 3 dan meja 4. Setelah
minum, murid-murid memulai kegiatan belajar.
Sebelum memulai pelajaran,
guru menanyakan “hari ini hari apa?”, anak-anak dengan lantang menjawab “hari
Kamis, bu”, kemudian guru menanyakan tanggal berapa, anak menjawab tanggal hari
ini, diikuti dengan bulan dan tahun. Guru mencatat hari, tanggal, bulan dan
tahun yang disebutkan murid di papan tulis.
Setelah itu, murid-murid diminta menyebutkan huruf alphabet (a-z), angka (1-80), nama-nama hari, dan nama-nama bulan diikuti dengan nyanyian (untuk nama hari) dan bunyi tamburin.
Setelah itu, murid-murid diminta menyebutkan huruf alphabet (a-z), angka (1-80), nama-nama hari, dan nama-nama bulan diikuti dengan nyanyian (untuk nama hari) dan bunyi tamburin.
Selama proses menghapal, ada
anak yang diam dan tidak mau menyebutkan angka, sehingga guru datang ke meja
anak tersebut dan mengajaknya mengucapkan angka.
Selesai menghapal, semua
anak diminta untuk putar bangku menghadap papan tulis.Sekarang, mereka belajar
mengenal dan membaca angka-angka dari 1-40. Guru menuliskan angka-angka
tersebut secara berurut di papan tulis. Sebelum memulai ibu guru mengatakan,
“nanti ibu suruh 1 per 1 maju ke depan untuk membaca, yang bisa menjawab akan
diberikan hadiah”.
Pada awalnya, anak-anak
diminta untuk membaca bersama semua angka secara berurut (ketika murid-murid
salah menyebutkan angka yang ditunjuk, ibu guru menyebutkan angka yang tepat
dan diulangi murid-murid) kemudian anak-anak disuruh satu persatu-satu ke depan
dan menghapalkan angka yang ditunjuk oleh guru secara acak supaya guru
mengetahui apakah anak sudah bisa mengenal angka. Kurang lebih 1 anak maju ke depan
untuk membaca angka selama 3-5 menit tergantung kemampuan anak dalam menguasai
angka.
Sewaktu teman mereka disuruh maju satu per satu, ada sebagian anak yang jalan-jalan di dalam kelas, menganggu temannya, bahkan ada anak yang ketika temannya maju ke depan, dia langsung duduk di kursi temannya itu. Guru menegur anak itu dan menyuruh dia untuk duduk tenang. Ketika suasana kelas mulai tidak terkendali, guru mengatakan kepada anak “Lipat tangan diikuti dengan hitungan sampai anak duduk manis dan melipat tangan mereka”.
Sewaktu teman mereka disuruh maju satu per satu, ada sebagian anak yang jalan-jalan di dalam kelas, menganggu temannya, bahkan ada anak yang ketika temannya maju ke depan, dia langsung duduk di kursi temannya itu. Guru menegur anak itu dan menyuruh dia untuk duduk tenang. Ketika suasana kelas mulai tidak terkendali, guru mengatakan kepada anak “Lipat tangan diikuti dengan hitungan sampai anak duduk manis dan melipat tangan mereka”.
Ketika ada murid yang
mengalami kesulitan dalam mengenal angka, pada awalnya guru menaikkan suaranya
“angka berapa ini?” dan jika anak masih tidak bisa menjawab, guru mengibaratkan
“kursi terbalik itu angka berapa, burung terbang itu angka berapa ?”, dan guru
juga menanyakan kembali angka yang salah disebut oleh anak.
Setelah semua murid
dipanggil, guru kemudian bertanya tanda “+” apa ini dan tanda “=” ini?
Anak-anak menjawab tanda tambah dan sama dengan. Kemudian ibu guru membagikan
buku latihan anak-anak yang dilengkapi dengan soal matematika dan membaca.
Sebelumnya guru meminta murid—murid untuk mengeluarkan alat tulis mereka dan
jika murid tidak membawanya, murid bisa meminjamnya dari guru mereka. Karena
ada 2 guru dan 4 meja maka satu guru mengawasi 2 meja memastikan kalau murid
mampu mengerjakan tugas yang diberikan dan membantu mereka jika mereka
mengalami kesulitan. Anak diberikan waktu sekitar 30 menit untuk mengerjakan
tugasnya. Tugasnya bervariasi dari berhitung sampai membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar