Entri yang Diunggulkan

Hasil observasi di TK

BAB I PENDAHULUAN A.             Latar Belakang Proses belajar mengajar adalah suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan, ...

Sabtu, 25 Juni 2016

Hasil observasi di TK

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Proses belajar mengajar adalah suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan, sehingga perlu mendapat tempat pertama di semua jenjang pendidikan. Salah satu pendidikan yang sangat penting yaitu pendidikan anak usia dini, dimana pendidikan anak usia dini itulah yang akan menjadi pondasi dasar bagi pendidikan anak selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang akan dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menurut Yufiarti & Titi Chandrawati (2008) hal 1.4
Para ahli psikologi berpendapat bahwa usia dini sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.
Pendidikan anak usia dini dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal yang berbentuk taman kanak-kanak yang memberikan pelayanan pendidikan bagi anak usia 4 – 6 tahun. Di taman kanak-kanak, anak akan dididik dan dilatih berbagai bidang pengembangan pebisaaan yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian. Di taman kanak-kanak, anak juga dididik dengan berbagai bidang pengembangan KBM yang meliputi bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni.
Taman Kanak Sedyo Utomo masuk dari pukul 08.00 pagi sampai 11.00 siang, dari Senin sampai Jumat.anak-anak dilarang meembeli makanan/jajanan diluar sekolah, anak-anak membawa bekal sendiri raumah berupa makan ringan seprti wafer coklat dll . Dengan sistem seperti ini anak-anak mendapat pelajaran agar tidak jajan sembarangan dan kebersamaan bersam teman-temannya.
 Jumlah guru yang ada di Taman Kanak Sedyo Utomo yaitu 6 orang termasuk kepala sekolah, 3 orang untuk fokus kepada kelas A dan 3 orang lagi fokus kepada kelas B.
 Setiap awal minggu murid-murid diwajibkan membawa pakaian ganti karena setiap jumat selalu ada kegiatan olahraga bersama (kelas A dan B), setelah itu mengganti baju. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kemandirian anak dan keterampilan dalam mengurus dirinya sendiri. Selain itu, setiap awal semester murid-murid Taman Kanak Sedyo Utomo juga diwajibkan membawa perlengkapan pribadi berupa peralatan makan, peralatan sholat, sikat gigi dan odol (untuk sehabis makan siang), alat tulis (pensil, penghapus, rautan, crayon, lem dan gunting), dan juga sandal. Semua perlengkapan tersebut disimpan di sekolah di loker masing-masing. Peralatan tersebut sebagai media penunjang selama proses KBM, disamping sebagai media pelatihan anak untuk menjaga kerapihan dan rasa kepemilikan terhadap barang milik sendiri

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guu ?
2.      Bagaimana  respon atau reaksi anak dalam interaksi bermain mereka ?

C.           Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh guru saat pembelajaran.
2.      Mengetahui respon dan reaksi anak dalm berinteraksi.







BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pelaksanaan Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah olahraga Anak Usia Dini. Observasi dikategorikan sebagai salah satu model pembelajaran kontekstual-aktual. Pelaksanaan observasi memberikan gambaran secara nyata situasi dan kondisi tertentu. Observasi pembelajaran dikelas memberikan tambahan wawasan bagi observer mengenai pengembangan afektif anak usia dini. Selama kegiatan observasi berlangsung, saya melakukan pencatatan proses pembelajaran serta melakukan kegiatan pendokumentasian pembelajaran. Pencatatan bertujuan untuk menangkap segala aspek dalam proses pembelajaran. Pendokumentasian pembelajaran dilakukan dengan cara mengambil gambar proses belajar mengajar.
Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi,  dilaksanakan di TK Mutiara Ibu dengan alamat Jl. Kesehatan Jiwa RT 13 No. 27 Kelurahaan Kenali Besar Kecaamatan Kota baru Kota Jambi. Kelas yang diobservasi adalah kelas B3, dengan jumlah siswa 15 anak. Observasi dilaksanakan pada jumat, 15 april 2016 pukul 07.30 s/d selesai.
Tidak ada kesulitan yang berarti dalam melaksanakan observasi pada hari itu.







B.            Hasil Observasi
Setting Kelas :

Didalam kelas terdapat gambar-gambar dan poster binatang, buah-buahan, huruf, angka dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dan dilengkapi juga dengan jam dinding, tempat sampah, aquarium, kipas angin, dan rak tempat penyimpanan tas anak-anak.
Untuk membantu anak dalam proses belajar, di dalam kelas terdapat satu white board. Di dekat white board diletakkan sebuah lemari yang berfungsi untuk menyimpan buku-buku murid, buku-buku pelajaran, serta peralatan tulis guru. Ada empat meja persegi dimana setiap kursi berada di sisi meja sehingga totalnya ada 16 (enam belas) kursi, satu meja guru, dan 3 sofa kecil. Dinding kelas, meja dan kursi murid dicat dengan warna-wana terang yang dapat meningkatkan minat dan motivasi anak dalam proses belajar.
Di luar kelas :
Terdiri dari mainan seperti ayunan, pelosotan, permainan balok-balok kecil, dan lain-lain. Alat permainan yang diletakkan di luar kelas (taman) dapat melatih kemampuan motorik murid karena ada alat permainan yang mengharuskan anak memanjat, menjaga keseimbangan tubuh, dan lain-lain.
Di luar kelas terdapat sofa untuk para orang tua murid yang hendak menunggu anaknya dan di samping sofa ada rak-rak sepatu dimana anak diwajibkan untuk melepaskan sepatu dan menyusun sepatu mereka sebelum mereka masuk ke dalam kelas. Secara tidak langsung, hal ini mengajarkan disiplin kepada anak.
Awal proses belajar :
Ketika murid-murid datang sebelum lonceng kelas berbunyi, mereka diperbolehkan bermain di taman dengan diawasi oleh guru. Tepat pukul 08.00 WIB anak-anak disuruh masuk ke kelas dan duduk dikursinya dengan rapi. Tamburin adalah alat yang sangat akrab dengan guru di TK ini karena segala instruksi seperti (lonceng kelas, jam istirahat, kegiatan makan, bernyanyi dan lain-lain) dilakukan dengan bunyi dari tamburin. Tamburin dibunyikan, dan anak-anak berlarian masuk ke dalam kelas.
Ketika anak-anak sudah duduk dengan rapi, mereka disambut dengan kata “selamat pagi, anak-anak”, kemudian guru melakukan sedikit percakapan dengan anak (misalnya mengabsen murid diikuti dengan jawaban murid “Saya, Bu guru” untuk menandakan bahwa mereka hadir dan guru menanyakan apakah mereka sudah mengerjakan PR). Sebelum memulai pelajaran, anak-anak diajak untuk berdoa sesuai agama masing-masing (karena ada sebagian murid yang beragama Islam dan ada sebagian lagi yang beragama Kristen), doa sebelum belajar pun dimulai.
Selesai berdoa, anak-anak kemudian bernyanyi (pada awalnya mereka bernyanyi sambil duduk di meja masing-masing kemudian mereka berdiri dan menari sambil bernyanyi bersama guru-guru mereka). Mereka bernyanyi selama kurang lebih 20 menit, terkadang ibu gurunya menanyakan lagu apa yang ingin dinyanyikan lalu murid menjawab sebuah lagu dan mereka menyanyikan lagu tersebut sambil menggoyang-goyangkan badan. Ketika ada murid yang tidak menari bersama, ibu guru mengatakan “ Siapa yang tidak menari, akan dikasi hukuman” . Murid terlihat sangat senang dalam situasi tersebut, hal ini tampak dari muka mereka yang ceria, tersenyum dan suara mereka yang kuat.

Proses belajar :
Setelah anak puas dengan kegiatan bernyanyi, maka pelajaran pun dimulai. Sebelum itu, anak diperbolehkan minum akan tetapi mereka tidak langsung lari berhamburan ke tempat minum mereka melainkan mereka menunggu instruksi dari guru mereka (misalnya : meja 1 ambil termosnya, setelah anak-anak dari meja 1 mengambil termos kemudian anak-anak dari meja lain menunggu instruksi dan begitu seterusnya sampai semua anak mengambil termos mereka). Karena ada 4 meja di dalam kelas, guru memberi nama pada setiap meja dengan sebutan meja 1,meja 2, meja 3 dan meja 4. Setelah minum, murid-murid memulai kegiatan belajar.
Sebelum memulai pelajaran, guru menanyakan “hari ini hari apa?”, anak-anak dengan lantang menjawab “hari Kamis, bu”, kemudian guru menanyakan tanggal berapa, anak menjawab tanggal hari ini, diikuti dengan bulan dan tahun. Guru mencatat hari, tanggal, bulan dan tahun yang disebutkan murid di papan tulis.

Setelah itu, murid-murid diminta menyebutkan huruf alphabet (a-z), angka (1-80), nama-nama hari, dan nama-nama bulan diikuti dengan nyanyian (untuk nama hari) dan bunyi tamburin.
Selama proses menghapal, ada anak yang diam dan tidak mau menyebutkan angka, sehingga guru datang ke meja anak tersebut dan mengajaknya mengucapkan angka.
Selesai menghapal, semua anak diminta untuk putar bangku menghadap papan tulis.Sekarang, mereka belajar mengenal dan membaca angka-angka dari 1-40. Guru menuliskan angka-angka tersebut secara berurut di papan tulis. Sebelum memulai ibu guru mengatakan, “nanti ibu suruh 1 per 1 maju ke depan untuk membaca, yang bisa menjawab akan diberikan hadiah”.
Pada awalnya, anak-anak diminta untuk membaca bersama semua angka secara berurut (ketika murid-murid salah menyebutkan angka yang ditunjuk, ibu guru menyebutkan angka yang tepat dan diulangi murid-murid) kemudian anak-anak disuruh satu persatu-satu ke depan dan menghapalkan angka yang ditunjuk oleh guru secara acak supaya guru mengetahui apakah anak sudah bisa mengenal angka. Kurang lebih 1 anak maju ke depan untuk membaca angka selama 3-5 menit tergantung kemampuan anak dalam menguasai angka.

Sewaktu teman mereka disuruh maju satu per satu, ada sebagian anak yang jalan-jalan di dalam kelas, menganggu temannya, bahkan ada anak yang ketika temannya maju ke depan, dia langsung duduk di kursi temannya itu. Guru menegur anak itu dan menyuruh dia untuk duduk tenang. Ketika suasana kelas mulai tidak terkendali, guru mengatakan kepada anak “Lipat tangan diikuti dengan hitungan sampai anak duduk manis dan melipat tangan mereka”.
Ketika ada murid yang mengalami kesulitan dalam mengenal angka, pada awalnya guru menaikkan suaranya “angka berapa ini?” dan jika anak masih tidak bisa menjawab, guru mengibaratkan “kursi terbalik itu angka berapa, burung terbang itu angka berapa ?”, dan guru juga menanyakan kembali angka yang salah disebut oleh anak.

Setelah semua murid dipanggil, guru kemudian bertanya tanda “+” apa ini dan tanda “=” ini? Anak-anak menjawab tanda tambah dan sama dengan. Kemudian ibu guru membagikan buku latihan anak-anak yang dilengkapi dengan soal matematika dan membaca. Sebelumnya guru meminta murid—murid untuk mengeluarkan alat tulis mereka dan jika murid tidak membawanya, murid bisa meminjamnya dari guru mereka. Karena ada 2 guru dan 4 meja maka satu guru mengawasi 2 meja memastikan kalau murid mampu mengerjakan tugas yang diberikan dan membantu mereka jika mereka mengalami kesulitan. Anak diberikan waktu sekitar 30 menit untuk mengerjakan tugasnya. Tugasnya bervariasi dari berhitung sampai membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar